Soe, lensantt.com- Pintu masuk Kabupaten TTS diperketat. Semua penumpang masuk maupun keluar diwajibkan mengantongi hasil Rapid test/SWAB.
Akibatnya sebagian warga yang ingin mudik harus rela pulang. Yang paling merasakan imbas dari aturan ini adalah para sopir angkot (Bus).
Mereka menjerit, karenaĀ aturan super ketat itu seakan memangkas semangat bahkan rejeki mereka.
Jeritan yang mengiris hatiĀ itu tertuang dalam sebuah starus yang sontak viral dimedsos.
Berikut isi tulisannya :
“Kami para sopir angkutan memohon kepada Bpk.Gurbenur.walikota.bupati
Dengan menutup pintu keluar masuk propinsi dan kabupaten secara tidak langsung membunuh mata pencaharian kami..
Jangan biarkan anak2 kami menangis pilu di saat anak2 kalian tertawa gembira
Jangan biarkan kami kelaparan di saat kalian terlelap tidur karena kekenyangan
Karena anak. istri berikut kredit mobil kami tidak di tanggung oleh negara
Kenapa harus kami yg di korbankan karena ketakutan kalianĀ yg tidak kami takuti..
Yang kami takuti apabila anak dan istri kami mati kelaparan Krn tidak dapat makan.. siapakah yg bertanggung jawab?
Padahal Allah menyuruh kami tetap berusaha dan bertanggung jawab kepada anak dan istri kami. itu yg kami pertanggung jawabkan di akhirat nanti
Kenapa kami selalu di hadapkan dengan aparat hukum di bentak di hardikĀ seakan kami ini teroris..padahal kami ini adalah pejuang dan pahlawan bagi keluarga kecil kami..
Di saat kalian berbagi THR kami hanya bisa berkata ‘Apakah esok hari anak2 kami dapat makan”
Apakah kalian pernah merasakan di saat semua orang tidur nyenyak ada seorang sopir tetap terbangun dan bekerja menafkahi keluarganya demi memberikan kehidupan yg layak utk anak istrinya.
Apakah ada cara lain yang bijak dengan tidak membunuh mata pencaharian kami..berilah aturan yg adil buat kami semoga dapat hidayah ..
Wassalam,” .
Penulis : Erick Hello
Editor : Izack kaesmetan