So’e, lensantt.com- Nonci Pinis yang berprofeai sebagai guru Paud Mekar sari Liman, desa Mnelalete, kecamatan Amanatun Barat, Kabupaten TTS mengaku hampir 10 tahun mengabdi namun tidak pernah mendapat insentif.
” kami tidak dapat insentif malah kalau untuk mengurus NUPTK dong minta ijasah S1 sedangkan kami yang mendirikan paud ini sudah mengabdi selama 10 tahun baru mereka persulit kami dengan minta S1, ” kata
Nonci Pinis saat mengikuti kegiatan pertemuan dengan paket Harmoni (BennyK Harman dan Benny Litelnoni pada Senin (05/03/2018).
Menurut dia, Paud tersebut idirikan pada tahun 2016 dan saat itu semua tdk berijsah s1 saat didirikan.
Menurut dia, dalam setahun intensif yang dinterima senilai 2. 400 dihitung dengan  200/ bulan.
Dia mengharapkan, jika terpilih paket  harmoni dapat memprhatikan para guru paud tersebut. Dia mengaku kalau, para pengajar selalu tulus memberiia ilmu kepada para anak didik mereka.
“kami yang selalu bekerja dengan tulus,itu yang kami harapkan. Kami sudah berusaha ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa dan negara kita ini. Mengajar anak Paud sangat berbeda dengan anak SD, SMP, SMA. Menguji kesabaran. Semua ini kami lakukan karena kami tidak mau anak- anak kami susah di hari esok,” ujarnya.
Ditempat yang sama sekretaris partai demokrat Ferdi Leu menegaskan, Â Pengajar di paud memang harus S1, karena ini merupakan fondasi pendidikan. Guru yang menangani itu harus S1.
Tetapi ada proses selanjutnya secara teknis akan diusahakan di kabupaten ini. Ketika paket harmoni terpilih pasti akan memperhatikan tenaga honor, bukan saja guru paud melainkan semua guru berbagai jenjang Paud, Sd, SmP, SMa. (Ikz/tim)