Tahun 2013, 29 Persen Bayi Di NTT Kekruangan Gizi

  • Whatsapp

Kupang, Lensantt – Sesuai dengan data yang di keluarkan oleh Riset Kesehatan Daerah (Rikerda) Provinsi NTT 29 persen bayi di NTT mengalami kekurangan Giizi. Sedangkan 1,5 Persen bayi lainnya menderita Gisi Buruk.

Melihat data yang ada pemerintah Provinsi NTT dan Lembaga Swadaya Masyarakat berusaha keras untuk menekan angka gisi buruk dan gisi kurang di NTT.

Untuk menekan angka tersebut pemerintah harus melihat ketersedian makanan yang cukup bagi masyarakat, bagaimana cara mengkonsumsi dan memastikan pasokan makanan ke daearh-daearah terpencil, “Kita harus memastikan ketersedian pangan yang cukup bagi masyarakat,  “Kata Spandu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT Domi Minggu pada acara Dialog tentang Kebijakan Terkait Pemberian Makanan Bayi Dan Balita Dalam Upaya Pembinaan Gizi Anak Yang Berbasis Masyarakat yang di oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) pada Selasa (10/06) bertempat di Restoran Palapa Kupang.

Ia menegaskan, jika pemerintah melakukan ke tiga hal tersebut maka pemprov NTT dapat menekan angka gizi buruk dan gizi kurang.”Saya percaya kalau dilakukan maka akan tercapai keinginan kita,” tegasnya.

Sementara itu Peneliti WVI Lindawati Wibowo menjelaskan, sebagai tim peneliti dirinya menjadi kebingungan karena data yang disampaikan oleh dinas kesehatan dan badan lainnya sangat bervariasi, “Kami kebingungan karena data yang di sajikan sangat bervariasi,” tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk menanggulangi dua maslah kesehatan tersebut diperlukan data yang akurat sehingga tidak salah sasaran pada saat mengambil kebijakan  karena satu kebijakan yang diambil sangat berpengaruh pada bayi di NTT.

Di tempat yang sama Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi NTT, Dr. drg. Mindo Sinaga, M.Kes mengatakan, salah satu pemicu kekurangan Gisi Buruk Maupun Gizi kurang karena tenaga kesehatan khusus gizi di NTT masih sangat kurang sehingga masyarakat pedesaan belum mengerti bagaimana memberi makanan yang bergisi bagi bayi.
“Tenaga kesehatan kita sangat terbatas, lihat saja di pustu itu hanya satu dua tenaga bidan yang di tempatkan,” tegasnya.(Ikzan)

Komentar Anda?

Related posts