Para pedagang tidak punya jaminan untuk mendapat pinjaman modal dari Bank. Sehingga koperasil menjadi alternatif kendati dengan bunga yang cukup besar
“Ambil tomat dari amarasi, pinjam modal dari koperasi harian dgn bunga 20 %,misalkan 1 juta selama 1 bulan cuma terima 900 ribu, 100 ribu katanya untuk admisrasi dngn 40 ribu/hari,”
Menurutnya, Â jika dagangantidak habis terjual maka akan diberikan kepada babi sebagai pakan ternak.
Pedagang lain juga meminta, Â jangan hanya survey tapi harus ada bukti nyata pemerintah membantu modal para pedagang
Sementara Welmince Lay Ketua PKL Oesao mengatakan , Â jumlah PKL sekitar 500-an namun masih kekurangan lapak sebagai sarana untuk berjualan
Welmince menegaakan, Â Pasar baru sudah selesai dibangun tapi bagaimana dgn kami pedagang kecil, pasar tidak jelas diperhatikan bahkan ada pedagang yg jual diatas sampah
Sementara itu, Johanis Djo, Ketua Pasar Oesao mengatakan ada bantuan pemerintah seperti motor sampah namun hanya diparkir di Kantor Lurah.
Djo juga mengeluhkan, ada janda/duda atau keluarga tidak mampu yg tidak mendapat dana PKH sehingga terkesan tidak adil. “Ada janda dan duda yang tidak dapat PKH,” ujarnya.
Pantauan media, sepanjang menyusuri pasar, BKH menyalami para pedagang, dan pedagang antusias. Suasana pun terlihat penuh kekeluargaan seperti saudara yang sudah lama tidak bertemu. (Ikz/tim).