So’E, Lensantt.com – Masalah soal hasil seleksi perangkat Desa seolah tak pernah selesai.
Masalah baru kembali mencuat, kali ini peserta dengan nikai tertinggi diganti ke nama paserta lain, seperti yang dialami Yohanis Faot warga desa desa Enoneontes yang berhasil mendapat nilai tertinggi saat mengikuti test di Dinas PMD tapi sayang namanya di ganti oleh Anu kaka Lumba Louru S. Pd.
Selain itu, salah seorang peserta Stefanus Selan juga mengalami hal serupa pasalnya, namanya diganti dengan Saulus esfao.
Melihat kejanggalan itu, beberapa warga
desa Enoneontes dan peserta mendatangi Komisi I DPRD TTS untuk melaporkan kejadian tersebut.
“Ini tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa dan panitia seleksi desa,” Kata Yohanis Faot Kepada media ini Senin, ( 10/08/2020).
Ia menegaskan, sistim perombakan posisi ini membuat masyarakat desa Enoneontes merasa tidak puas sehingga mereka melapor ke Komisi I DPRD TTS.
“Kami lapor karena kami nilai sistem perombakan posisi ini bermasalah,” ujarnya.
Ditempat yang sama Ketua Komisi I DPRD TTS Uksam Selan mengaskan, pihaknya akan memanggil para camat untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi.
“Kami akan panggil camat untuk klarifikasi,”kata dia.
Bahkan, pihak DPRD berencana akan membatalkan pelantikan para peserta yang dinyatakan lolos.
Walaupun lanjut dia, camat sudah mengeluarkan surat untuk pelantikan maupun penetapan perangkat.
” Kendati camat sudah keluarkan surat pelantikan namun akan dibatalkan,” tegasnya.
“Kita perluh mentahkan agar tidak terjadi kekecewaan dari masyarakat,” tambahnya.
Ia menanyampaikan, Sejumlah warga yang mengikuti seleksi dari berbagai desa terus mendatangi Komisi I DPRD TTS dan melaporkan berbagai dugaan kecurangan.
“Mereka terus berdatangan menyampaikan dugaan kecurangan terkait hasil seleksi perangkat desa” tegasnya.
Tercatat, Sampai hari ini senin 10 agustus 2020 sudah 114 Desa yang bermasalah soal hasil seleksi perangkat.
Diantaranya, Desa Enoneontes, Kualin, Noenbila, tmTubmonas, Fatutnana, Kiufatu dan Tobu.
Penulis : Erick Hello
Editor : Izack Kaesmetan
