Kupang,lensantt.com -Rencana pembangunan monumen Garuda Pancasila di atas lahan seluas O,5 Ha (5000 meter persegi), di kawasan Bolok, Kecamatan Kupang Barat, tidak hanya sekedar menghadirkan sebuah monumen. Pembangunan monumen itu, dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memberikan pemahaman, pemaknaan dan pengamalan masyarakat terkait ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
“Monumen Garuda Pancasila yang akan dibangun, menjadi lambang dan situs sejarah bangsa Indonesia yang lahir berdasarkan ideologi Pancasila. Nanti pembangunan monumen itu dilengkapi dengan taman baca,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, ketika nenerima akta hibah dan sertifikat tanah untuk pembangunan monumen Garuda Pancasila dari Theodorus Widodo kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, di ruang kerja Gubernur, Jumat (3/11). Selaku Notaris, Alex Djari turut hadir menyerahkan akta hibah tanah tersebut.
Gubernur Lebu Raya, mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga Theo Widodo yang secara sukarela, mau menghibahkan tanah seluas lima hektar itu kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, untuk pembangunan monumen tersebut.
“Ini hal yang luar biasa dan perlu kita berikan apresiasi atas niat baik dari keluarga Theodorus Widodo, bagi kepentingan masyarakat Nusa Tenggara Timur,” ucap Lebu Raya, disaksikan Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) NTT, Hali Lanan Elias.
Lebu Raya, kembali menjelaskan monumen Garuda Pancasila yang akan dibangun di daerah Bolok, Kabupaten Kupang itu, tidaklah sekedar menghadirkan sebuah monumen saja. Di atas tanah itu akan dibangun fasilitas taman baca, tersedia dokumen sejarah bangsa Indonesia termasuk dokumen sejarah terkait sila-sila Pancasila yang dirumuskan Bung Karno, bahwa Pancasila lahir di Ende (NTT). Kehadiran monumen ini juga diharapkan dapat kembali mengingatkan pentingnya ideologi sebuah bangsa, terutama untuk kembali menumbuhkembangkan karakter anak bangsa sebagai generasi penerus.
Dalam perbincangannya dengan Theo Widodo, Gubernur Lebu Raya menyatakan sikap menyesalnya dengan adanya penolakan pembangunan monumen Garuda Pancasila oleh Fraksi PAN DPRD NTT yang disampaikan melalui pemandangan umum fraksi.
“Saya sangat menyesal dengan sikap penolakan itu. Dari sembilan fraksi di DPRD NTT, delapan fraksi menyatakan setuju dengan pembangunan monumen Pancasila dan hanya Fraksi PAN yang menolak,” katanya.
Seperti diberitakan KKN sebelumnya, dalam Pemandangan Umum Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRD NTT terhadap Rancangan APBD NTT tahun anggaran 2018 pada 26 Oktober 2017, dibacakan Ismail J. Samau, mengatakan beban APBD NTT 2018 sangat berat untuk mendanai berbagai program dan kegiatan. Terutama terkait anggaran Pilkada yang cukup besar dan berakibat pengurangan sebagian belanja publik.
Dalam konteks ini, kata Samau, FPAN menolak alokasi anggaran 2018 untuk membangun monumen Pancasila dan rencana pembangunan gedung DPRD NTT. khusus pemahaman Pancasila dapat dilakukan dalam bentuk program dan kegiatan.(sipers Humas)