Oepamasi,,lensantt – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi (SPK) kembali melakukan kampanye terbatas di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Sabtu 09 November 2024.
Dalam kampanye terbatas itu Simon Petrus Kamlasi (SPK) didampingi sejumlah politisi ulung termasuk Jhon Nubatonis mantan Ketua DPW Perindo NTT yang memilih mundur demi mengkampenye Paket Siaga Nomor urut 3.
Dalam orasi politiknya, Jhon Nubatonis menegaskan bahwa harga diri orang timor jangan lagi mau ditukar dengan sembako.
Menurut Jhon Nubatonis, harus diakui bahwa etnis timor sering diberikan label bahwa miskin. Untuk itu, jangan lagi mau dianggap miskin oleh pihak luar karena harga diri sebagai orang timor harus dijaga.
“Jangan lagi berkhianat kepada Simon Petrus Kamlasi dengan menukarkan harga diri kita sebagai orang timor dengan sembako dan jangan lagi mau dianggap miskin,” tegas Jhon Nubatonis.
Ditambahkan Jhon Nubatonis sebagai orang timor harus ada keberpihakan kepada Simon Petrus Kamlasi karena berani melepas jabatan pentingnya di TNI – AD, hanya untuk melayani masyarakat NTT.
“Dia (Simon Petrus Kamlasi) lepas bintang satu di tentara hanya karena masyarakat NTT. Jadi jangan sia – siakan kesempatan yang berharga ini,” ujar Jhon Nubatonis.
Marthen Luther salah satu sesepu di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang menegaskan bahwa Bipolo sebagai adik dari TTU, Belu, Malaka, dan TTS memberikan kemenangan 90 persen untuk Simon Petrus Kamlasi (SPK).
“Kami di Bipolo pastikan kemenangan 90 persen untuk Simon Petrus Kamlasi. Jadi TTS, TTU, Belu, dam Malaka yang menjadi kakak dari Desa Bipolo harus berikan yang terbaik bagi Simon Petrus Kamlasi,” kata Marthen Luther.
Dalam kesempatan itu juga Marthen Luther menyampaikan sejumlah keluhan seperti pendidikan, air dan lain sebagainya.
Simon Petrus Kamlasi dalam kesempatan itu menegaskan bahwa identitas kita sebagai orang timor haris ditunjukan kepada mereka yang selalu mengatakan bahwa kita miskin.
Untuk itu, kata dia, dirinya datang untuk meminta restu dan mandat dari rakyat agar bisa menjadi gubernur NTT periode 2024 – 2029 nanti.
“Saya keliling pulau Flores, Sumba, Rote dan Sabu untuk mengenal identitas saudara – saudara kita yang dari suku lain. Tapi, sebagai orang timor harus menunjukan identitas kita sebagai orang timor,” kata SPK.
SPK kembali menegaskan bahwa jangan lagi sebagai orang Timor jangan lagi mau dituka dengan sembako. Karena, jika itu terjadi maka kita akan mengalami kesulitan 5 tahun hingga 10 tahun kedepannya.
“Jangan lagi tukarkan harga diri kita dengan sembako. Karena kita akan kesulitan 5 sampai 10 tahun kedepannya,” kata SPK.***