Kupang ,lensantt.com – Kasus DBD di provinsi NTT kian meningkat. hingga saat ini tercatatat sekitar 2.697 orang dan 34 orang meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, paling banyak berasal dari kabuoaten sikka sebanyak 1.700 orang. Melihat hal itu, Puluhan mahasiswa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Pemuda Peduli Sikka menggelar aksi unjuk rasa menuntut pemerintah pusat hingga daerah untuk serius menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda seluruh wilayah NTT, khususnya di Kabupaten Sikka.Koordinator aksi Pemuda Peduli Sikka, Yohanes Fandi mengatakan kasus DBD terus mewabah di kabupaten Sikka per Maret 2020 sudah 13 orang meninggal dunia, dari 1.117 pesien.
“Kasus terbesar terjadi di enam kecamatan di Sikka,” katanya kepada wartawan di sela-sela aksi unjuk rasa di DPRD NTT, Selasa, 11 Maret 2020.Mereka menilai belum ada upaya nyata pemerintah untuk menuntaskan kasus DBD di NTT, khususnya Kabupaten Sikka. Padahal sudah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak Januari 2020 dan telah diperpanjang empat kali.Karena itu, mereka menuntut pemerintah provinsi dan DPRD untuk memperbaiki tata kelola kota dan sanitasi di Sikka.
 “Minta DPRD Sikka awasi tindakan pencegahan DBD,” katanya.Membentuk tim khusus dan relawan untuk mencegah penularan DBD, menyediakan posko-posko dan obat-obatan di setiap kecamatan. “Menuntut Gubernur NTT untuk tangani secara langsung DBD di Sikka,” tegasnya.
Mereka juga menilai kasus DBD yang telah menewaskan puluhan orang di NTT dianggap sepele oleh pemerintah yang lebih fokus tangani virus corona yang belum memakan korban.”Virus Corona, belum ada satu orang pun yang menggal, tapi lebih fokus oleh pemerintah,” ujarnya.Jumlah kasus DBD di NTT telah mencapai 2.700 kasus dengan jumlah korban meninggal mencapai 34 orang. (Ikz/***).