Kupang,lensantt.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT dinilai bungkam soal gelar doktor palsu yang disandang oleh rektor univesitas PGRI NTT Samuel Haning padahal, saat ini masalah tersebut telah menjadi isu nasional.
“DPRD NTT seolah diam soal Masalah doktor palsu yang telah menjadi nasional ini,” Kata salah satu orator Ino Sentio Netio saat menggelar aksi demo di gedung DPRD NTT Rabu, (05/08).
ia menegaskan, gelar doktor palsu yang disandang oleh Samuel Haning merupakan pemicu konflik dalam kubu universitas PGRI. untuk itu dewan diminta agar, serius menangani masalah tersebut sehingga 2334 mahasiswa yang menjadi korban dapat terselamatkan.
Dalam aksi demo yang digelar ratusan mahasiswa alumni PGRI tersebut, mereka menuntut supaya, Samuel Haning Pengguna Gelar
palsu segera mundur dari jabatan sebagai rektor.
Selain itu, pendemo juga meminta pihak yayasan segera mengangkat rektor devinitif sesuai surat dikti untuk mengatifkan kembali universitas PGRI di PDPT Dikti.
Di tempat yang sama, ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno menjelaskan, terkait masalah tersebut pihak Dewan telah melakukan langkah -langkah antisipatif diantaranya, menggelar pertemuan dengan pihak pemprov NTT.
Selain itu, soal dualisme kepemimpinan di Unvesitas PGRI NTT pihak DPRD NTT juga telah mengirimkan surat kepada Dikti, “Kami sudah kirimkan surat kepada dikti terkait dualisme kepemimpinan,” tegasnya.
ia menambahkan sebagai anggota DPRD, wajib hukumnya untuk menerima dan menindaklanjuti semua aspirasi masyrakat,” suadah menjadi kewajiban kami menampung semua aspirasi masyrakat,” tegasnya (ikzan).
