Curah Hujan Berkurang, Warga TTU Kekurangan Air Bersih

  • Whatsapp

Kefamenanu,lensantt.com – Curah hujan yang sangat sedikit pada tahun 2016 membuat warga Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) terancam gagal panen. Selain itu, Bencana Kekeringan khusunya di  wilayah Banain .

Warfga Kabupaten TTU juga  dikhhawatirkan beternak, kesulitan MCK, kesulitan air minum dan kesulitan mengatasi kebutuhan rumah tangga lainnya.

untuk menanggulangi kekurangan air tersebut, warga terpaksa terpaksa membeli air tanki seharga Rp. 250.000 per tanki / Rp. 15.000 per drum.

Melihat kondisi tersebut Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt dalam sambutannya di desa Buk mengarahkan para kepala desa menggunakan Dana Desa dalam upaya mengatasi kesulitan air.” Para pemimpin didesa boleh menggunakan dana desa untuk mengatasi kekurangan air bersih,” tegaanya.
Sementara itu Kepala Desa Banain C Lukas menjelaskan,  Situasi tersebut  sangat terasa pada tahun 2015 lalu dimana curah hujannya sangat sedikit. Banyak mata air mengalami kekeringan. Bahkan, desa Banain hanya tersisa satu mata air namun debitnya menurun drastis bahkan juga terancam kering.

Dia juga, merespon baik pengarahan Bupati yang dikenal sebagai bupati petani dan peternak tersebut.”Saya akan lakukan seperti yang di sampaikan pak bupati,” jelasnya.

Kepada wartawan Lukas mengatakan, sebagai Pemimpin dituntut untuk memahami benar kebutuhan masyarakat.

“ Masyarakat kita sedang mengalami bencana kekeringan. Masyarakat kesulitan air untuk memenuhi segala kebutuhannya di bidang pertanian, peternakan, MCK, Air minum dan kebutuhan harian lainnya. Air sekarang menjadi kebutuhan mendesak,” tegasnya.

dia menambahkan, Hal tersebut  sudah sempat dibicarakan saat musrenbangdes dan sudah kita cantumkan dalam setiap dokumen pemerintahan kita dari RPJMDes, RKPDes dan APBDes.

Sebagai masyarakat adat dan berbudaya kata dia, pada awalnya mereka  melakukan ritual adat untuk meminta restu kepada alam dan leluhur kiranya kesulitan air di desa ini dapat diatasi, proses pengerjaannya berjalan lanjar dan sekarang sudah mencapai 100% makanya kita kembali kepada alam dan Tuhan Raja Semesta alam sang pencipta melalui perantaraan para leluhur, kita berterima kasih dan memohon agar embung ini dapat menghasilkan air untuk mengatasi segala kebutuhan air masyarakat.

Lukas menambahkan, kita akan tanam sirih, sayuran dan tanaman-tanaman kehutanan penyimpan air. Masyarakat harus tanam sirih. Masyarakat kita hampir 100% konsumsi sirih – pinang. Jangan terus-terusan uang masyarakat dikeluarkan ke kota, kabupaten lain bahkan Negara Timor Leste untuk membeli sirih padahal hampir 100% masyarakat kita adalah petani. Hal sama juga seperti sayuran. Selama ini kita beli sayuran dari penjual eceran dengan motor dari kota Kefa. Padahal kita ini petani. Kita sudah kerjakan embung ini dan ke depan harus dapat digunakan dengan baik.

Program brilian Bupati TTU, PKP dan Saritani selama ini terkendala karena ketersediaan air. Makanya perlahan-lahan kendala ini kita urai. Kita bersyukur karena adanya dana desa ini. Mewakili masyarakat, kami berterima kasih kepada Bupati TTU hingga Presiden RI atas program dana desa ini.

Hal senada disampaikan oleh Tokoh adat setempat, Elias Fuka. Awalnya kami berdoa dan kini kami bersyukur kepada sang pencipta alam semesta melalui leluhur sebagai perantara rahmat agar rintihan hati masyarakat atas segala kebutuhan ke depannya berkurang bahkan jangan ada lagi. Kami senang sekali dengan program seperti ini.

Ritual adat dilakukan dengan mempersembahkan 1 ekor sapi, 1 ekor kambing, 2 ekor babi dan beberapa ekor ayam. Acara adat syukuran ini diakhiri dengan makan malam bersama masyarakat seluruh Banain C. Suasana suka cita dan keakraban kental terasa malam ini. (Emsu)

Komentar Anda?

Related posts