Antisipasi Gula Selundupan, Kementrian Pedagangan Sidak Di Perbatasan

  • Whatsapp

Kupang, lensantt.com – Untuk mengantisipasi masuknya gula pasir selundupan dari Negara lain Jumat (19/2/2016)Tim petugas Kementerian Perdagangan yang melakukan sidak di daerah daerah kabupaten Belu, provi nsi NTT. Selain itu, pihak kemntrian juga lakukan pengecekan trend harga eceran gula di bebrapa tempat diantaranya, Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang.

terutama di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) . Pasalnya, sejak dilakukan operasi pasar gula oleh Induk Koperasi Kartika (Inkopkar), harga eceran gula putih di NTT turun sehingga membantu daya beli masyarakat.

Ketua Umum Induk Koperasi Kartika, Brigjen TNI Felix Hutabarat mengatakan, gula selundupan meski murah, tapi merusak tata niaga gula nasional, baik petani tebu maupun produsen termasuk negara karena kehilangan pajak. Dengan adanya operasi pasar, diharapkan bisa memerangi para spekulan gula ilegal yang bisa memainkan harga dengan cara mengatur stok gula.

“Kita mengapresiasi langkah petugas keamanan yang terus melakukan tindakan terhadap gula ilegal termasuk produsen gula rafinasi yang mencoba melakukan perembesan ke pasar konsumsi. Kita akan tindak tegas, kalau ada distributor gula nakal,” tegasnya.

Untuk tahun ini lanjut dia, Inkopkar sendiri akan mendistribusikan sekitar 100.000 ton gula ke sejumlah daerah di semua provinsi, termasuk juga di wilayah perbatasan Indonesia kecuali Pulau Jawa, “Kami akan didtribusi 100 ribu ton ke pulau jawa,” tegas.

Kristien Veronica  (45) warga Kupang mengaku, sangat senang bisa membeli gula murah dari operasi pasar. Pasalnya, selama ini ia pernah membeli gula dengan harga Rp 14.500 per kilogram‎. Setelah adanya operasi pasar, harga eceran gulan sudah turun menjadi kisaran Rp 11.000 per kilogram hingga Rp 12.500 per kilogramnya. “Saya dapat murah beli gula. Bisa beli banyak buat stok di rumah,” aku Kristien tersenyum saat ditemui di Pasar Inpres Naikoten, Kupang.

 

Sementara itu, Willy Gouw salah satu distributor gula sekaligus pemilik PT Rambi Jaya menjelaskan, Operasi Pasar gula dilakukan sejak Januari hingga April tahun 2016. Setiap dilakukan operasi pasar, sejumlah pedagang dan distributor gula lainnya akhirnya menurunkan harga eceran gula, karena harga eceran operasi pasar lebih murah.

 

‎Harga gula di NTT, dikatakan Willy, sangat dipengaruhi biaya distribusi, baik ketika pengiriman dari pulau Jawa sampa pendistribusian ke pelosok daerah. Biaya pengiriman logistik berkisar antara Rp 350-Rp 800 per kilogramnya.

 

“Sementara di perbatasan seperti di Atambua cenderung murah, karena banyak masuk gula selundupan,” jelas Willy.

 

Para petugas dari Kemendag ini mengunjungi sejumlah pasar di wilayah Kupang dan Belu pada Jumat (19/2/2016) pagi hingga siang. Kunjungan sendiri diikuti sejumlah pejabat dari Dinas Perdagangan Pemrpov NTT dan muspida setempat. (ensid)

Komentar Anda?

Related posts