More
    BerandaNTTPupuk Bokasi Ala Fakultas Pertanian UKAW dari Kotoran Ternak hingga Sekam

    Pupuk Bokasi Ala Fakultas Pertanian UKAW dari Kotoran Ternak hingga Sekam

    Kupang,lensantt.com –  Fakultas Petanian UKW Program Mekanisasi Pertanian atau Teknik Pertanian melakukan terobosan yang begitu spektakuler.
    Kali ini Program mekanisasi pertanian atau teknik pertanian membuat pupuk bokashi Pupuk bokashi padat yang bahannya kotoran ternak dan bunga putik atau krom terus ada sekam
    dan EM4 sebagai stabilisator.
    Marthen makaborang S.TP, MSC  salah satu Dosen mengatakan, Pembuatannya selama enam hari.
    “Kami buat dari tanggal 16 tapi
    selama pembuatannya ditutup rapat dan dibalik atau dicampur setiap dua hari sekali,”  kata dia Sabtu, (26/11/2022)
    Pada hari yang kedelapan dibongkar untuk pengemasan karena dianggap sudah siap.
    untuk proses pembuatan pupuk bokashi ini, waktunya singkat. Hanya enam hari sudah bisa dipakai.
    Dikatakannnya keunggulan dari pupuk bokashi buatan mereka karena mengandung nutrisi yang tinggi
    Ia menegaskan,  Pupuk Bokashi buatan mereka berbeda pasalnya, Kebanyakan orang ketika dalam pembuatannya hanya mencampurkan media tanah
    dan dedak padi yang dibakar.
    “Itu memang ada nutrisinya. Tapi kalau memang ini mengandung nutrisi yang lebih. Dan prosesnya pun kita percepat lagi supaya ada perbedaan pupuk kompos dan bokashi,” jelasnya.
    Untuk pupuk kompos sendiri membutuhkan waktu berbulan-bulan baru bisa digunakan berbeda dengan bokashi yang dalam waktu yang singkat saja kita sudah bisa gunakan.
    Salah satu fungsi pupuk bokashi adalah memberikan unsur hara bagi tanaman apa saja baik tanaman bunga, hortikultura maupun tanaman umur panjang. Cara penggunaannya sederhana dan mudah diterapkan di mana saja.
    “tinggal dicampurkan dengan media tanah lalu dimasukkan ke dalam tanah. Khusus untuk takarannya tidak harus terlalu banyak mengingat pupuk bokashi mengandung nutrisi yang tinggi,” jelasnya.
    Misalnya untuk tanaman mangga pada awal ditanam cukup pakai 500gr saja setelah itu satu bulan kemudian bisa ditambahkan lagi.
    Untuk memproduksi satu ton pupuk bokashi maka komposisinya adalah 750 kilogram kotoran ternak sapi, dedak, rumput dan dedaunan itu 250 kilogram.
    “Jadi itu perbandingannya. Lalu
    dicampur dengan gula dan EM4. EM4 sendiri bukan bahan kimia tapi mikroorganisme yang memproses perombakan menjadi pupuk. Pupuk yang kami produksi ini bisa bertahan lama tapi akan lebih baik untuk digunakan pasca produksi.
    Ia menegaskan, label produk ini sudah tentu dari sekolah. Sementara kami dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang hanya sebagai narasumber dan mentor untuk melatih siswa dan kebetulan ini akan dijadikan kegiatan wirausaha di SMA Negeri 10 Kota Kupang
    sehingga dikemas sedemikian menarik. Mereka memberi harga Rp.20.000 per lima kilogram.
    “Dan itu wajar karena berbeda dengan pola menanam yang biasanya dilakukan seperti hanya ada â‚©encampuran media tanah dan sekam bakar saja.
    Siswa dalam kegiatan ini harus terus didampingi agar mandiri dan bisa memproduksi sendiri,” jelasnya.
    Saya juga melihat antusiasme dari para guru dan kepala sekolah yang begitu tinggi bahkan tadi juga kami sudah menandatangani MoU.
     secara lembaga,  mereka siap untuk melakukan pendampingan di kegiatan lain bila dibutuhkan.
    “Kalau saya bangga, karena di perguruan tinggi untuk menemukan seperti ini harus melalui proses
    riset dan hasil penelitiannya harus dipublikasikan dan salah satunya adalah bekerja sama dan melatih masyarakat maupun siswa karena itu merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” tegasnya.
     Banyak juga yang dilakukan di kelompok tani. Pengabdian ini jelasnya, juga merupakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan selain pendidikan dan
    pengajaran dan penelitian. Karena sudah menjadi hasil penelitian maka harus dipublikasi kepada
    masyarakat luas.
    “Sekarang ada teman kami yang sedang melakukan pelatihan di Kabupaten
    Belu karena di sana melihat kegiatan ini baik sehingga melalui BUMDES mereka mengusulkan untuk dilakukan pelatihan,” ungkapnya.
    “Yang menjadi kebanggan kami adalah pengetahuan ini dapat kami tularkan ke masyarakat luas,” tambah dia. (*redaksi)

    Komentar Anda?

    Lensa NTT
    Lensa NTT
    Owner & Jurnalist LENSANTT.COM, sekretaris JMSI NTT.

    Must Read

    spot_img