JAKARTA,lensantt- Guru Honorer yang ada di Indonesia khusunya di provinsi NTT harus berterima kasih kepada kalangan DPR RI. Khusunya, Anggota Komisi X, DPR RI, Jefri Riwu Kore .pasalnya, dari hasil perjuangan mereka untuk meningkatkan insentif bagi guru honorer membuahkan hasil positif. Terbukti pada tahun 2016, insentif guru terjadi peningkatan luar biasa.
Anggota Komisi X, DPR RI, Jefri Riwu Kore, dalam rapat kerja dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Selasa (8/3) lalu memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Kemendikbud. “Kita beri apresiasi kepada Kemendikbud, karena telah memperhatikan insentif bagi tenaga guru honorer,” ungkapnya.
Wakil rakyat dari Dapil NTT II itu mengungkapkan, peningkatan insentif bagi guru honorer sangat penting, sebab begitu banyak guru yang belum tercover dan diperhatikan negara. Dengan peningkatan kuota insentif, maka menambah jumlah guru honorer penerima, dan tentunya berpengaruh langsung pada kesejahteraan guru.
Hanya saja bilangnya, Dirjen dan jajarannya, untuk memantau secara benar usulan yang dimasukan daerah, sehingga tepat sasaran dan tidak terjadi nepotisme dalam usulan. “Ini perlu diperhatikan, karena anggaran mencapai Rp 389 miliar,” jelasnya. Masih menurut politisi Partai Demokrat itu, Kemendikbud juga diminta memperhatikan pelatihan bagi guru non PNS, sebab mereka sama-sama mengangkat dan meningkatkan SDM anak Indonesia.
Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Sumarna Surapranata mengungkapkan, insentif bagi guru bukan PNS atau honorer meningkat tajam. Pada tahun 2015 lalu, insentif hanya diberikan kepada 43.192 guru honorer dengan anggaran Rp 155 miliar. Pada tahun 2016, anggaran meningkat menjadi Rp 389 miliar, dengan guru penerima sebanyak 108.311 guru. “Jumlah ini termasuk NTT, dapil Bapak Jefri,”ungkap Dirjen disambut tawa anggota Komisi X, DPR RI.
Terkait dengan Diklat bagi guru swasta atau guru pembelajar juga mengalami peningkatan tajam. Dimana tahun anggaran ini, ditetapkan kuota diklat bagi guru swasta sebanyak 108.311 guru, dengan pagu anggaran Rp 865 miliar. Pada tahun 2015 lalu, hanya dianggarkan Rp 262 miliar, untuk diklat guru swasta sejumlah 131.009 guru. “Kita berterima kasih karena semua ini dorongan dari pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI,” ungkapnya. Sementara untuk program SM3T, memang sudah dikelola oleh Kemenristekdikti, namun tahun ini disiapkan anggaran Rp 107 miliar kepada 3.000 guru yang mengabdi di daerah perbatasan, terluar, tertinggal dan terisolir. (IHA/ikz/timex)