Kupang, Lensantt.com,- Aneh Tapi nyata namun ini benar-benar terjadi seorang pria rela memberi makan 5000 orang setiap bulan. Dia adalah Gunawan Setiadharma Presiden Full Fospel Business Men’s Fellowship International atau komunitas bagi semua penguasaha Indonesia yang ada di Benua Australia dan New Zealand .
Pria asal indonesia yang kini menetap di negeri kanguru (Australia) tersebut mempunyai slogan hidup yang luar bias yakni “Kamu Harus Memberi Mereka Makan” dan slogan hidup ini masih yang dipegang teguh oleh Bapak Gunawan Setiadharma hingga kini. yaitu suatu komunitas bagi semua penguasaha Indonesia yang ada di Benua Australia dan New Zealand.
Gunawan sendiri dilahirkan dalam keluarga yang bukan Kristen dan sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara, ia mendapatkan pendidikan di SD, SMP dan SMA Mandarin yang berlatar belakang ateis.
Berikut kesaksian singkat Gunawan, saat dia memiliki slogan hidup Kamu Harus Memberi Mereka Makan :
“Pada tahun 1963, untuk pertama kalinya saya membaca Alkitab dari halaman pertama, tertulis, Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi”. Hal itu sangat berbeda dengan apa yang diajarkan ketika saya di SD, SMP dan SMA bahwa segala sesuatu berasal dari molekul. Tentu pada saat itu saya diperhadapkan pada dua pilihan yaitu Teori Evolusi Darwin atau percaya pada Alkitab. Akhirnya saya memutuskan untuk lebih percaya pada apa yang tertulis dalam Alkitab. Saya percaya isi Alkitab sebagai kebenaran.
Saat malam Natal di Bulan Desember tahun 1963, saya punya keinginan untuk melihat apa saja yang dilakukan oleh orang-orang Kristen di malam Natal. Kejadian ini sangat tiba-tiba, tidak ada seorang pun yang mengajak hanya keinginan dari hati saya sehingga saya mengerti bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus.
Di Gereja saya duduk paling belakang, menikmati drama Kelahiran Tuhan Yesus dan khotbah Pdt. Lukito Handoyo tentang intisari dari Alkitab yang adalah KASIH : mengasihi Allah, mengasihi sesame manusia. Lalu saya juga diperkenalkan dengan seorang Gadis yang duduk di depan saya namanya Yetty Widyasari Budiwardhana.
Malam itu bukan saja saya kenal nama Tuhan Yesus dan ajaranNya, tapi Dia juga memperkenalkan gadis itu (yang sekarang adalah istri saya). Dan karena tertarik padanya, keesokan harinya saya ke rumahnya dan ibunya bertanya : Gun, kamu dari Gereja mana? Saya bilang, semalam itu saya baru pertama kali ke gereja”. Lalu ibunya menjawab : “Kalau kamu mau berteman sama anak saya, kamu harus ke Gereja. Saya pun menjawa : Iya tante.
Mulai sejak itu saya rajin ke gereja, kemudian dibaptis dan pada tahun 1969 saya menikah di GKI Gunung Sahari IV, Jakarta Pusat dimana pemberkatan nikah saya juga dipimpin oleh Pendeta Lukito Handoyo. Dalam perjalanan rumah tangga, kami dikaruniai 4 orang anak dan 8 orang cucu.
Kehidupan saya ketika masih pacaran sangatlah sulit karena ayah saya mengharuskan saya untuk bisa mencari uang sendiri karena saya sudah memiliki pacar. Saya pun memulai usaha sebagai guru les untuk murid SD dan SMP. Disamping itu saya berjualan sandal (selom geulis), hairspray, biskuit dan macam-macam barang, yang penting menghasilkan uang. Selain itu saya juga bekerja di biro bangunan dan akhirnya menjadi pemasok bahan-bahan bangunan dan bekerja di ekspedisi. Terakhir, Perusahaan saya ditunjuk menjadi impotir bahan peledak oleh Mabes Polri pada tahun 1979. Saya mulai usaha dari nol hingga mempunyai perusahaan sendiri dan saya merasakan tangan Tuhan selalu buka jalan.
Namun, pada tanggal 16 Januari 1996, anak saya yang bernama Yudi Setiadharma yang lahir pada tahun 1972 mengalami suatu kecelakaan dan dari kecelakaan itu ia mengalami kerusakan otak yang sangat parah, bahkan dokter mengatakan bahwa kapan saja anak saya bisa meninggal dunia. Pernyataan dokter membuat saya kehilangan harapan. Memiliki banyak uang, tapi uang saya tidak dapat menyelamatkan nyawa anak saya. Dalam keadaan putus asa, istri saya mengatakan : “Ada Tuhan Yesus yang sanggup menyembuhkan”. Dari pernyataan istri saya, saya mulai bertobat dan terus berharap pada Tuhan Yesus. Pada akhirnya, anak saya masih bertahan hidup selama 12 tahun dan pada bulan Desember 2008, ia dipanggil pulang ke rumah Bapa di Sorga.
Pada tahun 1997, tim Airlift dari Full Fospel Business Men’s Fellowship International Jakarta Tomang chapter yang dipimpin oleh Bapak Ardian E. Kristanto dan Bapak Henry Soetandi, Bapak Rudi Sirapanji, Bapak Epi Kartadinata, dll datang ke Perth, Australia. Ketika itu mereka mengadakan acara Diner Meeting dan Teaching & Training dan disitulah saya dipilih menjadi President Chapter. Momen tersebut merupakan titik balik saya melayani Tuhan melalui wadah Full Gospel.
Begitu banyak perubahan terjadi dalam diri saya. Hingga di bulan Desember tahun 2003, saya diajak oleh seorang hamba Tuhan untuk melayani di Kupang, Nusa Tenggara Timur
Organisasi ini berdiri sudah hampir 18 tahun tepatnya tahun 1998 saat badai ekonomi meluluhlantahkan ekonomi di kawasan Asia, maka waktu itu beberapa Leader di Tomang Chapter memutuskan untuk mulai menjangkau para penguasa Indonesia yang ada di Benua Australia dengan mengadakan Air land/lift ke beberapa kota disana dan itu dimulai dari kota Perth.
Di tengah-tengah badai ekonomi yang seperti itu, Tuhan mempersiapkan seorang hambaNya di Kota Perth, yaitu Bapak Gunawan Setiadharma. Melalui kerja sama dengan beliau dan teman-teman di Australia-New Zealand dan dibantu juga teman-teman dari Kelapa Gading, Batam, bahkan dari San Fransisco, team yang waktu itu dikenal dengan sebutan “the Gideon’s Army” maka lahirlah Chapter-chapter disana, seperti Perth, Sidney, Melbourne, Gold Coast, Brisbane bahkan di Auckland-New Zealand.
Yang akhirnya Chapter-chapter ini menjadi lebih dikenal dengan nama FGBMI ANZ “New Wafe”. Sehingga dapat dikatakan bahwa Tuhan memakai Bapak Gunawan sebagai obor Allah yang luar biasa di benua Australia dan New Zealand.
(NTT) sebagai pembicara KKR. Ini merupakan pelayanan pertama saya sejak saya mengalami perubahan dalam hidup. Ketika saya melihat orang-orang yang hadir di KKR itu, berpakaian sangat sederhana, memakai sarung, sandal jepit, kaos oblong, dan tidak mempunyai Alkitab, maka saya memborong semua Alkitab yang ada di toko dan bagikan kepada mereka.
Saat tiba giliran saya menyampaikan Firman Tuhan, Tuhan memimpin saya menyampaikan Injil Matius pasal 14 dengan Perikop : Yesus Memberi Makan 5000 Orang. Saat ayat 16 saya bacakan : “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan”. Seolah-olah ada jari yang menunjuk kepada saya dan berkata “Kamu Harus Memberi Mereka Makan”. Dan saya pun menjawab : “Ya, Tuhan, saya mau memberi mereka makan”.
Lewat seorang Katolik yang bernama Alex, saya meminta mencarikan 20 orang Pendeta dan masing-masing mereka harus masak untuk 250 orang tapi tidak boleh beli dari restoran. Lewat Alex saya memberikan cek untuk menyediakan makanan untuk 5.000 orang. Maka semua ibu-ibu gereja digerakkan untuk memasak dan kemudian mereka kumpulkan orang-orang miskin di sekitar gereja masing-masing dari untuk diberi makan. Saya pikir hanya sekali, tapi ternyata event ini membuat para Pendeta jadi “akur” dan bersahabat maka saya pun sadar bahwa Tuhan mau pakai event ini untuk mempersatukan gereja-gereja. Oleh karena itu, saya sampaikan memberi makan untukn 5.000 orang ini akan berjalan tiap bulan sekali, dan memberi nama pelayanan ini MAKANAN DARI TUHAN MINISTRY. Pelayanan ini sudah berjalan selama 13 tahun dan ada 132 Gereja dari 19 Denominasi. Komitmen saya, hal ini akan terus saya lakukan sampai Tuhan Yesus Datang.
Hal yang dilakukan oleh Gunawan Setiadharma, merupakan bukti KASIH yang begitu besar kepada sesamanya yang mana sudah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus kepada kita untuk saling mengasihi, mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Hidup kita Kita harus bermanfaat bagi orang lain, dengan demikian nama Tuhan akan dipermuliakan. Amin. (Anda Kaesmetan)
sumber : Voice, Full Gospel Business men’s Voice Indonesia