Kupang,lensantt.com- sekolah SMP Negeri 17 yang terletak di kelurahan Naioni mendapat alokasi Pembangunan ruang Perpustakaan dan ruang Lab.
Pihak kontraktor mulai mengerjakan fondasi pada Kamis, 18 Juli 2024. Melihat tata letak ringan tersebut ternyata tidak sesuai dengan yang diharapakan oleh pihak komite.
Pasalnya, ruang tersebut dibangun diatas lapangan bola. Padahal, lapangan tersebut merupakan usaha dari orang tua murid.
Komite SMP 17 Naioni Protes terhadap Pembangunan Gedung Perpustakaan dan Labotarium komputer Komputer, Letaknya Dinilai Jorok
Komite SMP Negeri 17, Naioni, Kota Kupang, NTT memprotes pembangunan gedung perpustakaan dan laboratorium komputer yang sudah mulai dikerjakan.
Letak Gedung Perpustakaan dan Laboratorium Komputer yang sedang dibangun di lapangan upacara dinilai merusak estetika bangunan gedung SMP Negeri 17 Naioini.
Letak gedung di tengah lapangan dan di antara dua gedung itu harusnya disejajarkan dengan bangunan yang sudah ada sehingga tidak merusak pemandangan dan tidak mempersempit lapangan upacara.
Penjelasan itu disampaikan Ketua Komite SMP Negeri 17 Naioni Amsal Soleman Nenosaban kepada wartawan, Sabtu (20/7/2024).
Soleman menjelaskan, dirinya sangat bersyukur karena tahun ini SMP Negeri 17 Naioni Kota Kupang mendapat anggaran untuk membangun gedung UKS yang saat ini sudah atap, perpustakaan dan laboratorium komputer yang sedang digali fondasinya, dan gedung tata usaha yang sudah mulai difondasi.
“Kami bersyukur karena mendapatkan anggaran itu. Akan tetapi yang kami persoalkan letak bangunan Perpustakaan dan Lab Komputer itu yang merusak pemandangan karena letaknya di antara dua gedung dan memakan space lapangan upacara,” jelasnya.
Menurut Putra Asli Naioni itu dirinya tidak mengetahui anggarannya berapa dan siapa yang mengerjakan gedung ini karena tidak ada papan informasi.
Dia mengakui bahwa Komite inginkan agar gedung perpustakaan dan Lab Komputer yang sedang dibangun itu digeser ke belakang sehingga tidak menghalangi lapangan upacara yang sudah dibangun secara swadaya oleh para orangtua siswa.
“Di belakang lokasi bangunan yang sedang digali itu masih ada space. Tetapi setelah kami bicarakan, dinas tidak mau,” jelasnya.
Menurutnya, alasan mereka kekuarangan anggaran untuk menimbun fondasinya. “Kalau kekuarangan anggaran, kami orangtua siap membantu untuk mendatangkan sertu,” tandasnya.
“Kita harus perhitungkan space untuk lapangan yang sudah dibangun oleh orangtua secara swadaya karena ke depan ini pertumbuhan masyarakat dan siswa akan semakin banyak,” tandasnya.
Dia menandaskan lagi bawah pihaknya bukan tidak mau. “Kami bersyukur, tetapi pemanfaatan lahan itu yang perlu diperhitungkan sehingga tidak merusak lapangan upacara yang sudah ada. Sekali lagi kami minta supaya letak bangunan itu digeser ke belakang,” pungkasnya.(***)