Kota Kupang, LensaNTT—-Kurun waktu 17 tahun sejak tertularnya rabis di Pulau Flores dan Lembata pada tahun 1997 silam, korban meninggal karena rabies mencapai 246 orang. Hal tersebut menjadi keprihatinan bersama dan menuntut satu komitmen tanggung jawab dan kerja keras dari semua pihak untuk membebaskan Pulau Flores dan Lembata dari ancaman penyakit rabies. Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ir. Thobias Uly, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis, (6/3/2014). Thobias Uly, menjelaskan, dirinya juga sudah melakukan rapat Koordinasi Program Pemberantasan Rabies di Flores dan Lembata dan Pelatihan Tim Vaksinasi, tata laksana gigitan terpadu dan komunikasi serta pelatihan data encoder untuk pengendalian rabies yang dilaksanakan di Ende , Minggu (2/3).
Kegiatan itu, kata Thobias Uly, akan dimaknai sebagai satu momentum yang sangat tepat untuk meningkatkan kapasitas, membangun komitmen dan koordinasi yang lebih baik antar stakeholder terkait baik lintas sektoral maupun lintas wilayah dalam upaya pemberantasan rabies di Pulau Flores dan Lembata.
“Kita semua belajar dari pengalaman bahwa program – program pengendalian dan penanggulangan penyakit sebagai apapun tanpa ada penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) adanya komitmen dan koordinasi yang baik dalam pelaksanaannya maka tujuan mulia di balik program dimaksud tidak akan tercapai secara optimal,” kata Thobias Uly.
Diharapkan melalui rapat ini komitmen, koordinasi, dan kerja sama terjalin lebih kokoh sehingga upaya pengendalian dan pemberantasan rabies bisa berjalan optimal sesuai harapan kita bersama.”Saya sangat mengharapkan agar para peserta pelatihan mengikuti semua rangkaian kegiatan dengan baik. Informasi pengetahuan dan ketrampilan yang didapat dari pelatihan ini hendaknya dapat diaplikasikan di tempat tugas dan lingkungan tempat tinggal agar harapan kita bersama yakni terwujudnya Flores dan Lembata bebas rabies dapat terwujud. Hal itu perlu saya tekankan karena rabies telah menimbulkan kerugian yang besar baik karena telah menelan korban jiwa dan menimbulkan keresahan, juga berimbas pada sektor pariwisata ” kata Thobias Uly. (Anto).