Akibat Kekeringan, Warga Desa Iligai Minum Air Pisang

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

KUPANG,lensantt.com- akibat kekeringan Ribuan warga di Desa Iligai, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengkonsumsi air pisang dan air peri untuk kebutuhan minum dan masak sejak dua bulan lalu. Pasalnya, setiap memasuki musim kemarau, warga setempat sering kekurangan air bersih.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT Tini Tadeus mengatakan masyarakat yang kekurangan air sedang ditangani dengan bantuan tangki air untuk penanganan darurat. Sedangkan untuk jangka panjang, akan dibangun sumur-sumur bor.

“Kami sudah beri bantuan dengan pelayanan air tangki. Kami sedang upayakan untuk membangun sumur-sumur bor tapi apakah potensi di desa- desa itu memungkinkan untuk bangun sumur bor atau tidak,” kata Tini, Kamis (6/8).

Mengenai ribuan warga di Desa Iligai yang mengkonsumsi air dari batang pisang dan peri, Tini menyampaikan sudah berkoordinasi dengan Wakil Bupati Sikka. Dalam koordinasi itu dilaporkan bahwa memang benar Iligai adalah wilayah yang kekurangan air setiap musim kemarau.

Terhadap kondisi tersebut, BPBD Provinsi NTT telah membantu dengan pelayanan air tangki, namun masih belum dipastikan apakah akses jalan menuju ke desa tersebut memungkinkan masuknya kendaraan roda empat atau tidak.

Tini mengemukakan, terus melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk mendapat data akurat tentang jumlah dan nama-nama desa yang kekurangan air bersih. Saat ini BPBD belum bisa menyebutkan secara detail nama-nama desa karena datanya belum diterima.

Dikatakan, warga terpaksa mengkonsumsi air pisang dan air peri untuk mengatasi krisis air bersih di saat musim kemarau yang panjang. Kondisi itu bisa dipastikan baru akan berhenti menjelang musim hujan yang biasanya akan datang pada bulan November atau Desember.

“Saya sudah tanya Wakil Bupati Sikka, kenapa warga bisa mimum air pisang. Wakil Bupati katakan di Desa Iligai itu memang mengkonsumsi air pisang dan air peri sejak lama karena desa itu daerah kekurangan air,” kata Tini.

Ia menyampaikan sesuai informasi yang diperoleh bahwa untuk mendapatkan air, maka pola yang diterapkan warga setempat adalah dengan sistem air tadah hujan. Sehingga disaat musim kemarau tiba, jika persediaan air hujan tidak cukup lagi maka masyarakat bisa mengkonsumsi air pisang dan air peri.(DA)

Komentar Anda?

Related posts