Malaka, Â lensantt.com-Â Cawagub NTT no urut tiga saat melakukan blusukan ke pasar Mota Masin, kabupaten Malaka. Sabtu 20/03/2018
Dalam blusukan itu Litelnoni berjanji akan membantu pedagang kecil mendapatkan modal usaha berupa pinjaman tanpa jaminan melalui bank NTT.
Jumlah pinjaman berfariasi mulai dari 1-10 juta rupiah.
“Bank NTT milik kita semua masyarakat NTT. Bank ini bukan untuk PNS, Polisi, bupati, gubernur dan orang yang dianggap mampu saja, melainkan untuk semua kita masyarakat NTT, tidak ada jaminan, gubernur berada di depan, ” kata Litelnoni
Ia mengatakan , jika Tuhan berkenan paket harmoni terpilih, maka paket Harmoni berjanji untuk membantu pedagang kecil.
“Jika tuhann mengisinkan bapak ibu akanmengambil bagian di Bank NTT, ” ujarnya.
Ia menjelaskan, para pedagang kecil tidak perlu ragu untuk mengajukan pinjaman pasalnya, pedagang juga mempunyai saham sangat besar di bank NTT.
” Intinya setelah pinjam, gunakan baik-baik sesuai denangan kebutuhan dalam usaha. Kalau pinjam tidak punya tujuan, sama saja,” ajaknya.
Untuk penataan tempat penjualan agar para pedagang Litelnoni mengatakan ,
setelah terpilih paket Harmoni akan bekerja sama dengan setiap kabupaten.
Bukan saja malaka, saja melainkan beberapa kabupaten  yang juga mengalami hal yang sama dalam penataan tempat yang layak bagi pedagang.
Salah satu program harmoni juga, Â akan menertibkan para pedagang yang belum memiliki tempat untuk menjual. Sehingga para pembeli memiliki satu tujuan dalam hal ini datang ke pasar bukan pasar-pasar di luar yg tdk memiliki ijin resmi
Seperti biasanya dalam setiap blusukan yang dilakukan BAL selalu saja pedagang mengadukan masalah modal yang saat ini menjadi kendala dalam mengembangkan usaha .
Dominggas Dacosta penjual pisang, mengeluh kurangnya modal dalam mengolah pisang menjadi keriping.
“Malaka ini terkenal dengan penghasil pisang terbesar Hampir semua pedagang di pasar menjual pisang.
Persaingan laku sangat tidak menjamin, untuk itu saya punya keinginan untuk mengolahnya menjadi keripik dan di masukan ke kios atau toko-toko maupun sampai ke Kota-kota besar. Tetapi untuk tervapainya apa yang saya inginkan selama ini belum tercapai karena kurangnya modal, ” jelasnya.
Selain itu, Â Merry Nahak berprofesi sebagai penjual tomat mengeluh soal penataan tempat jualan, banyak pedagang yang masih menjual di pinggiran jalan sehingga menyebabkan pembeli tidak sempat masuk untuk membeli barang dagangan di dalam pasar.
“Kalau mereka jual di depan jalan (jalan umum) kami yang jual di pasar, pembeli tidak akan masuk lagi krn pembeli su belanja di luar,” tukasnya. Â ”'(Ikz/tim)