More

    Bekerja Gotong Royong Dalam Keluarga

    SP Biro Humas dan Protokol NTT
    Soa, Ngada, lensantt.com -Gotong Royong artinya, kerja bersama orang-orang yang mempunyai kemampuan, baik dari aspek kecerdasan intelektualnya maupun kepedulian hatinya. Dia akan mempersembahkan dirinya untuk sebuah kemajuan bersama.”*

    Begitu ucap Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan pada acara Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-16, Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-47, Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-26, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Gelar Teknologi Tepat Guna(TTG) ke-5 di Desa Mengeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Kamis (2/5).

    Mengawali sambutannya, Gubernur NTT itu memberikan apresiasi kepada kerja luar biasa panitia acara dan syukur untuk penyertaan Tuhan, restu alam yang diberikan hari itu. Pesan moral terhadap rangkaian kelima acara tersebut, dirangkumnya dalam satu kalimat menjadi: *‘Bekerja gotong-royong dalam keluarga untuk mencapai kesejahteraan bangsa dan negara, khususnya Nusa Tenggara Timur.’*

    “Orang gotong-royong itu dia peduli, tidak perlu pungut biaya. Tidak tunggu proyek pemerintah. Ada sampah di depan mukanya dia pilih, tanpa tunggu proyek atau perintah,” begitu pesan Viktor gamblang.

    Beliau berulang-ulang menyebutkan pentingnya perpaduan antara hati orang yang peduli dan kecerdasan, untuk memberikan manfaat dirinya pada bangsa ini. Ia menggugah semua yang hadir untuk tidak duduk diam saja atau bekerja asal jadi, tanpa ada cita rasa.

    Dalam kesempatan itu, Gubernur Laiskodat meminta keterlibatan seluruh komponen masyarakat untuk bekerja dengan hati, untuk melakukan perubahan hebat di provinsi ini. “Gubernur mau bekerja macam apapun, bupati mau bekerja macam apapun tapi kalau masyarakat tidak menggunakan hati, maka tidak akan ada perubahan hebat di provinsi ini” ucap Viktor.

    Disebutnya bahwa NTT yang sudah tertinggal cukup jauh dari provinsi lain ini, memerlukan orang-orang yang mau bekerja dengan semangat luar biasa. Tentunya, untuk mengejar ketertinggalan wilayah. “Kita tidak mungkin menggapai mimpi NTT sejaterah, kalau kita hanya melakukan pekerjaan yang biasa-biasa saja” begitu tegas Putra Semau itu.

    Mantan anggota DPR RI itu juga berharap agar pendidikan di NTT terus ditingkatkan kualitasnya, agar bisa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Menurutnya pendidikan tingkat SD, SMP, SMA merupakan level pendidikan yang paling penting untuk diperhatikan. Baginya, kulaitas jenjang pendidikan tersebut merupakan fondasi untuk membentuk karakter seseorang. Karenanya, pendidikan dasar harus di dikelolah oleh orang-orang yang paling cerdas.

    ”Kalau anak-anak SD, SMP dan SMA kita dididik dengan baik, diberikan knowledge dan dibentuk karakternya oleh orang-orang hebat, maka pasti sampai perguruan tinggi manapun dia akan tetap menjadi orang hebat” sambungnya.

    Turut berbicara dalam sekapur sirihnya, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi kritis terhadap nilai-nilai dari seluruh rangkaian perayaan kegiatan hari itu. Pesannya agar benar dapat dimaknai nila-nilai gotong royong, nilai keluarga, nilai dan karakter pendidikan dan teknologi.

    “Peradaban ditentukan oleh nilai. Nilai ditetukan oleh karakter. Peradaban dan karakter hanya bisa dibentuk melalui pendidikan. Desa makmur, Negara maju. Desa susah, Negara kangaranga (bingung)” sebut Nae Soi mengawali sekapur sirihnya disambut riuh tepukan tangan.

    Senada dengan Gubernur, Nae Soi menyebutkan bahwa untuk mewujutkan NTT bangkit dan masyarakat sejaterah diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Seluruh elemen mayarakat harus saling bersinergi dan bergotog royong. “Kalau kita bekerja sama-sama maka seluruh masyarakat NTT pasti akan sejaterah. Walaupun murah dan ngarai, walaupun lembah dan gunung yang tinggi tapi kalau kita bekerja secara gotong-royong, kita bersama-sama se-Nusa Tenggara Timur pasti akan Sejahtera” sebut putra Ngada itu mengartikan sebuah istilah dalam bahasa Bajawa.

    Rangkaian acara yang sudah dimulai sejak tanggal 26 April 2019 itu juga diisi dengan pembagian berbagai hadih lomba dan bantuan. Semarak acara semakin terlihat dengan kehadiran lagu-lagu yang dilantunkan oleh paduan suara dari anak-anak SMPN 2 Satap Soa. Berbagai atraksi tarian dan iringan lagu bersama drumb band juga dipersembahkan oleh siswa-siswi SMAK Regina Pacis dan SMUN 1 Bajawa. (Ikz)

     

    Komentar Anda?

    Izack Kaesmetan
    Izack Kaesmetan
    Owner & Jurnalist LENSANTT.COM, Anggota DPD HPSI NTT.

    Must Read

    spot_img