Kupang, lensantt.com – Turnamen futsal Permaffta Cup (Perhimpunan Mahasiswa Amanuban Timur,Fatukopa, dan Fatumolo) pun mulai dihelat pada jumat (21/06/2019). Sebanyak 24 akan berlaga untuk memperebutkan tahta tertinggi di turnamen ini.
Namun ada yang menarik dari turnamen ini yakni, cerita berdiri dan apa yang di lakukan oleh Permaffta di Kota Kupang . Cerita singkat ini terlontar dari pendiri Permaffta Juan Taneo. SE. M.Si saat di temui diruang kerjanya jumat (21/06/2019).
Taneo Berkisah, awal terbentuknya Permaffta pada tahun 2005 Silam, awal berdiri memang masih hanya beberapa anggota namun seiring berjalannya waktu anggota Permaffta Saat ini sudah mencapai 1000 lebih orang.
“Awal terbentuknya masih beberapa orang saja, tapi sekarang sudah seribu lebih anggota,” kata dia.
Berbaggai kegiatan dilaksanakan dengan kondisi keuangan seadanya, seperti pembinaan karekter melalui Latihan Dasar Kepemimpinan, kegiatan Olah Raga dan masih banyak kegiatan lainnya.
“Kami sering gelar kegiatan dengan apa adanya,” kata dia.
Menurut dia, ada pelajaran posetif dari keterbatasaan yang ada yaiut, mengajarkan para anggota untuk mau berjuang mewujudkan tujuan. Tentunya dengan cara yang halal.”Ada sisi posetif dari keterbatasan yang ada,” kata dia.
Ada yang unik dari cerita pendiri Permaffta Ini yakni, aturan saat para anggota menyelesaikan kuliah. “Ada aturan dari kami saat anggota kami wisuda,” Kata dia.
Aturan yang dimaksud adalah, mengumpulkan para anggota yang diwisuda dan bersama menggelar acara. Untiknya, setiap anak yang di wisuda hanya di wajibkan membawa ayam, Ubi, Pisang sambal dan juga sirih pinang.
Kemudian seluruh anggota bersama yang diwisuda dan orang tua menentukan suatu tempat rekreasi untuk menggelar acara.”Kita ketempat rekreasi yang ditentukan untuk menggelar doa bersama,”
Dan semua yang ada saat itu, wajib menikmati sirih pinang yang disediakan da dalam percakapan wajib berbahasa daerah. Menurut dia, hal itu dilakukan, untuk menjaga kelestaria budaya orang timor.
“Kami lakukann ini untuk menjaga kelestarian budaya Orang timor, kalau bukan kita siapa lagi,” Tutupnya. (Ikz)