Kupang,lensantt com- Adhitya Nasution menjadi dambaan warga Provinsi NTT. Warga mulai mengenal Pria yang biasa disapa bang Adhit ini ketika menjadi pengacara Bupati Drs.Nikodemus N Rihi Heke M.Si dan Yohanis Uky Kalle, A.Md pada kisruh pilkada Kabupaten Sabu Raijua.
Namanya mulai melambung, Saat dipercaya sebagai pengacara keluarga pada kasus pembunuhan Ibu dan Anak ( Astrid Manafe dan Lael Macabbe).
Bergulirnya kasus pembunuhan sadis ini memaksa Adhirya Nasution dan Rekannya Jhon Bangun bertarung demi sebuah keadian.
Segala upaya dilakukan, agar terkuak siapa pembunuh sebenarnya. Randy Badjideh pun mengaku kalau dia adalah pembunuh dua insan tak berdosa itu.
.
Mulai proses pemerikasaan saksi, hingga persidangan membuat Adhitya Nasution bolak-balik Jakarta’-Kupang. Jika dihitung maka sudah banyak uang pribadi yang ia keluarkan.
Namun, Seorang Adhitya Nasution tak pernah menghitung itu karena kebenaran dan keadilan untuk Astrid Manafe dan Lael Macabbe jadi tujuan uramanya.
Santer beredar kabar kalau dalam menangani kasus itu ANP tidak meminta imbalan berupa uang
Dan benar Pihak keluarga melalui Opa Saul Manafe dan Jeck Manafe membenarkan hal itu.
“Kami terima kasih ke pak Adhit karena membantu kami tqnpa memungut uang sepeserpun,” kata Opa Saul Manafe beberapa waktu lalu.
Tulus dan berhati mulia kalimat yang pantas disandang Adhitya Nasution. Karena rela mengeluarkan uang pribadi demi sebuah keadilan.
Bukan saja tukus dan berhati mulia tapi juga wajib disebut sebagai petarung. Bagaiamana tidak, Ketika mengawal kasus ini banyak juga cercaan dan hinaan untuk dirinya tapi ia tak perduli ia terus melangkah hingga ke garis finish.
Ditemani rekannya Jhon Bangun mereka mulai mengumpulkan data dan bukti-bukti otentik tentang perilaku bejad Randy Badjideh si pelaku pembunuhan.
Kefja keras itu pun membuahkan hasil, pada tangal 34 Agustus 2022 hakim mevonis mati Randy Badjideh.
Ketukan palu keadilan dari sang hakim membuat para pemcari keadilan sontak bersorak gembira.
Teriakan gembira itu bergemuruh di Pengadilan Negeri ( PN) Klas IA Kupang.
Ketika semua oranvg bergembira Adhitya Nasution malah tunduk dan menangis.
Tak sadar air matanya menetes dari kedua kelopak matanya. Ia terdiam, tak ada sepatah kata pun ia keluarkan sampai diwawancara awak media.
Apapun itu Adhitya Nasution sang petarung berhati mulia telah memenangkan perrtarungan.
Terima kasih Adhitya Nasution karena mu kami tahu apa itu keadilan. (***)