Kisah Mrs. Rowiy R Fishbach Donatur Wanita Asal NTT Yang Kini Sukses Di Amerika Serikat

  • Whatsapp
 Kupang,lensantt.com- Siapa yang tahu nasib seseorang. Karena tanpa sadar bisa saja ia menjadi orang sukses setelah melalui sebuah perjuangan.
Memang benar gigih, tekun, dan terus berbuat baik bisa menghantar seseorang ke puncak kejayaan.
Tapi tidak semua insan mau mengingat orang lain saat berada di tempat tertinggi.
Berbeda dengan wanita yang satu ini. Kendati sudah bergelimang harta. Ia masih memikirkan mereka yang terpingirkan dialah Mrs. Rowiy R.Fangidae- Fishbach
Mrs. Rowiy R.Fishbach. Wanita Asal NTT yang kini sukses ditanah rantau.
Tidak main-main, di negara adikuasa Amerka Serikat (AS) Ia memiliki 6 buah rumah dan tanah seluas 40 Ha.
Jangan tanya nilai uang, dari gaji dan pendapatan bisnis HOME STAY yang di kembangkan perbulan mencapai $50.000 US Dollar atau sekitar 750 juta rupiah tergantung naik turunnya Dolar maka bisa dibayangkan kalua dirinya tak kekurangan materi.
Tapi siapa yang tahu, bagaimana ia melawan kerasnya hidup di AS hingga menjadi wanita yang sangat sukses.
Dihubungi Via telepon Seluler, Mrs. Rowiy Fangidae- Fishbach Senin (22/06/2020) mengisahkan, sebelum menjadi sukses dirinya sempat bertaruh hidup dijalan lantaran di usir oleh warga Indonesia yang juga tinggal di Amerika.
“Saya pernah melawan kerasnya hidup dijalan setelah di usir,” kata dia.
“Pada saat itu saya diusir sehingga saya harus tinggal di jalanan menjadi gembel dan menderita lapar di jalan-jalan Amerika,” jelasnya.
Saat  sampai ke Amerika, ia tidak mengenal siapapun disana. Maka Nyonya Rowiy memilih tinggal dengan warga Kupang yang berdiam di Amerika.
Tujuh bulan lamanya Nyonya Rowiy tinggal berpindah-pindah di tiga rumah warga  Kupang yang tinggal di Los Angeles.
Ketika uang yang dibawanya pun habis sementara, dirinya  belum mendapat kerja sehingga tidak bisa lagi membayar uang kos.
“Saya diusir oleh mereka dan waktu tinggal di rumah mereka, saya hanya tidur di sofa, bukan di kamar tidur Sakit rasanya hati saya, apalagi ketika saya mendengar perkataan mereka bahwa mereka tidak akan menerima saya kembali jika saya hanya mau tinggal cuma-cuma tanpa membayar,” kata dia.
Setelah keluar, Nyonya Rowiy tidur dilorong-lorong, ditaman, belakang pabrik rumah kosong, kuburan.
Untuk mengisi perut Nyonya Rowiy hanya meneguk air putih karena di negara banyak air minum yang higienis di mana-mana kalau kalau makanan itu pun di dapat dari warga amerika.
Selama dua tahun,  nyonya Rowiy hidup menderita. Musim terus berganti, dari musim panas, musim gugur, musim dingin terus berganti. hanya bisa berdoa dan berserah kepada sang pencipta.
Karena tidak ada tempat tinggal, ia memilih tinggal di dalam gereja-gereja dan ruang-ruang tunggu Rumah Sakit juga di Taman dan tempat penampungan.
“Saya hanya terus berserah kepada Tuhan, bahkan sampai saya meminta Tuhan untuk ambil saja saya karena keadaan saya sangat menderita. Tubuh saya sangat kurus seperti kulit bungkus tulang saja. Saya diberi makan oleh gereja-gereja di Amerika dan diberi pakaian oleh orang-orang Bule disana,” ucap Nyonya Rowiy.
Dari situlah awal perjuangan wanita berdarah Rote  provinsi NTT ini. sebagai wanita tangguh tak ada kata menyerah dalam dirinya.
Malah hidup di jalan menjadi motivasinya untuk menjadi orang yang sukses.Tahap demi tahap hidup pun ia jalani.
Kesuksesan mulai menghampirinya saat ia dipercaya menjadi seorang perawat panti Jompo.
Saat bekerja sedikit demi sedikit wanita berdarah rote ini memgumpulkan uang untuk melanjutkan sekolah dan akhirnya magister kesehatan berhasil ia raih.
Dari situlah,  kepercayaan mulai Nyonya Rowiy dapatkan dari pemerintah Amerika. Wanita berhati mulia ini mendapat kepercayaan dan dibayar oleh oleh negara untuk menjaga para orang tua lanjut usia.
Dari mengurus pasien sakit, sampai menjadi perawat kontrakan dari pemerintah AS.
Dengan pengahasilan yang mumpuni, ia mampu membeli rumah sendiri bahkan, lebih dari satu.
Memang benar berkat akan memgahampiri orang yang banyak memberi, kini Nyonya Rowiy mempunyai usaha OWNER Dari RUBA DEO SENIOR CARE
Selain itu, wanita yang akarab dipanggil Nyonya Rowiy ini punya Home Stay di beberapa tempat.
Home Stay itu disewakan untuk Turis mancanegara dan tamu dari luar kota yang ingin menginap.
“Saya sewakan untuk turis dan pengunjung dari luar kota,” tegasnya.

Bertemu Sang Kekasih Mr. JOHN

Dalam perjalanan Ny. Rowiy bertemu tambatan hatinya tepat tanggal 05 Juni 1992. (27 tahun) awalnya hanya sebagai sahabat namun benih-benih cinta  semakin kuat.
“Cinta kami bertumbuh dengan saling membantu dan menguatkan satu dengan yang lain dalam Kasih,” tegasnya.
Kedua insan ini berkenalan di pingir jalan Amerika tepatnya di halaman sebuah pompa bensin.
Saat itu, Nyonya Rowiy sedang tidur tergeletak sekitar pukul 2.00 waktu setempat . Mr. John Sedang mengisi bensin. Ternyata, kejadian, itu merupakan awal kebahagiaan nyonya Rowiy.
Ketika, Mr. John Fischbach baru saja tiba dari Irak sebagai tentara pejuang negara Amerika dan akan bersiap diri untuk dikirimkan ke tempat lain oleh Pemerintah Amerika.
Dari situlah sinar kasih sang maha kuasa menghapirinya. Dan ternyata Tuhan punya rencana yang lain yang tak pikirkan sebelumnya sehingga benar-benar merubah hidup Nyonya Rowiy.
Di malam tanggal 05 Juni 1993 (27 tahun lalu) awal dirinya  diangkat Tuhan dari tempat yang paling terpuruk melalui tangan Mr. Jonathan Fischbach.
Mereka menjalani masa perkenalan selama 2 tahun dan akhirnya menikah pada tanggal 19 Juni 1995
Sejak saat itu, hidupnya benar-benar berubah. Dari gembel yang tak punya apa-apa akhirnya saya sekarang memiliki 6 buah rumah yang terletak di 5 Kota di Amerika. Dan 3 rumah dari antaranya adalah hasil dari pernikahan mereka.
Sedangkan , tiga rumah lainnya adalah rumah warisan atau dihibahkan secara pribadi kepada saya dari Pasien-pasien yang saya urus dan telah meninggal dunia.
Sewaktu bertemu dengan Mr. John, dia telah memiliki 1 buah rumah dan dua rumah lainnya adalah hasil kerja kami berdua yang dibeli lewat cicilan bank.
” Saya memiliki usaha di bidang Kesehatan khususnya Pengurusan Orang Tua atau Jompo yang lemah. Saya juga dikontrak dan digaji oleh Pemerintah Amerika atau State Of California untuk mengurus orang-orang tua yang mempunyai asuransi (Medical/Medicare) dari negara,” jelasnya.

Miliki Darah Misionaris Mrs.Rowiy Suka Berbagi Dari Kecil

Ternyata, Nyonya Rowiy miliki darah misionaris yang suka membantu banyak orang.
Berbagi kebaikan sudah di tanamkan dari ayahnya Eli Fanggidae yang adalah seorang misionaris.
Hal membuat dirinya terus berbagi karena setiap kali ayahya ingin membantu orang lain Nyonya Rowiy selalu di bawa bahkan, mereka mengangkat dua orang anak dari timor leste.
Bukan hanya itu Nyonya Rowiy memang suka membantu sejak kecil Mulai dari bersekolah Di SD Bonipoi 2, SMPN 2 Kupang, Sekolah SMEA Negeri dan Kuliah  di Unkris ia selalu berbagi.
Dengan latar belakang orang berada, di masa kuliah ia selalu membantu teman-teman yang kesulitan saat regist (membayar uang sekolah)
“Kalau ada teman yang kesulitan bayar regis saya bantu,” jelasnya.
Bahkan, ia dari SD sampai Kuliah ia dijuluki oleh teman-temannya sebagai “BANK” karena tidak pernah kekurangan uang.
“Dulu mereka panggil saya Bank karena tidak pernah kekurangan uang,” kata dia.
Karena menjadi anak kesayangan ibunya Clara Fangidae -Padji Lomy atau biasa di sapa Mama Yaya sehingga ia selalu mendapat uang lebih .”Saya dapat uang dan terus tidak pernah kosong sebab saya adalah anak kesayangan mama saya,” jelasnya.
Karena ingin membantu teman-temannya ia sering mengambil uang ayahnya sampai terjadi pertengkaran diantara kedua orang tuanya.
“Mama selalu bela saya dan katakan bahwa biar sudah anak kandung yang ambil  kasi ludes kita pung harta dari pada orang lain yang habiskan kita orang tua kerja untuk anak,” tuturnya.
Dari darah misionaris dan karena suka membantu, Nyonya Rowiy terus membantu orang-orang susah.
Membangun gereja, bedah rumah, sembako dan bantuan lainnya ia gulirkan ke NTT sejak beberapa tahun lalu.
Lebih hebatnya lagi Rowiy Fangidae- Fishbach juga menjadi Donatur tetap di beberapa organisasi dunia yang disalurkan ke seluruh negara salah satunya organisasi palang merah internasional yakni,
Internasional Federation Of Red Cross And Red Credcent Societies (IFRC).
Ia juga berniat ketika, ia dipanggil kembali oleh sang pencipta seluruh hartanya akan didonasikan untuk organisasi kemanusian Dunia.
“Saya berniat untuk mendonasikan harta saya untuk organisasi dunia biar bisa membantu banyak orang,” jelasnya.
Ia berbangga, karena sanggup menggaji karyawannya yang bekerja.”Pemasukan saya per Minggu bahkan melebihi kebutuhan saya, sangat sangat di luar dugaan saya,” kata dia.
Ia  Menikmati berkat yang tak terus mengalir tak pernah berhenti dalam hidupnya sangat berkelimpahan.
“Semua itu hanya karena anugerah dan berkat dari Tuhan Yesus Kristus,” tegasnya.
Semua keberhasilan yang diicapai,  berkat Tuhan dan bimbingan ayahnya Pdt. Eli Fanggidae, Nenek Yuliana Herewila dan semua rumpun keluarga.
“Bahwa anak-anak cucu orang beriman tidak akan duduk minta-minta. Bersama dengan doa-doa dari mama papa  serta Oma Yuli Herewila, akhirnya saya punya iman yang teguh dan kuat serta gigih berjuang dan bekerja keras,” akunya.
“Semua itu datangnya hanya dari Tuhan Yesus Kristus dengan iman yang teguh kepada Bapa Surgawi dan hati bersih penuh penyerahan diri. Serta tekad untuk bangkit dan berusaha bekerja keras dengan penuh kejujuran murni,” tutupanya.
Diakhir cerita Nyonya Rowiy menegaskan, dirinya, akan terus membagi berkatnya untuk orang-orang yang membutuhkan.
” Saya akan terus berbagi dan berbagi hingga akhir hayat saya,” jelasnya.

Mengenal Pdt.Eli Fangidae Sang                        Misionari

Nyonya Rowiy merupakan anak sulung dari pasangan Pdt. Eli Fanggidae dan Clara Padji Lomy.
Pdt. Eli Fanggidae adalah seorang misionari yang suka berbagi sejak dahulu. Sedangkan, ibunya Clara adalah salah satu pejabat di Kanwil Departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT.
Pdt. Eli Fangidae di percaya menjadi MISSIONARY AMERICA dari tahun 1980 hingga masa pension tepatny  tahun 2010
Saat mengemban tugas, Pdt. Eli Fanggidae sudah membantu membangun banyak gereja yang luput dari perhatian.
Pdt. Eli Fangidae juga merupakan dosen terbang yang sering bolak balik indonesia Amerika untuk mengajar.
Dan akhirnya, Tuhan memangil pendeta baik hati ini pada tahun 2012 dan sang istri Clara Fangidae- Padji Lomi meninggal tahun 2016. (Ikz)

Komentar Anda?

Related posts