Kota Kupang, lensantt.com, Berdasarkan kisah yang masih terekam dan tercecer dibenak masyarakat Kuaputu, Desa Oemasi dan Nilopon, Desa Oenif, Raja Sonbai mati dibunuh oleh Bibi Loinati diperkirakan mati pada tahun 1902. Ia mati didekat Batu Hitam, yang kini dijadikan pesona alam dan rekreasi mingguan para muda mudi Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang.
Hal ini ditelusuri media melalui seorang tokoh masyarakat bernama Baltasar Lanus. Kepada media (Selasa, 29/04/2014) sekitar pukul 09.00 wita, ia mengatakan Raja Sonbai dari Timor Barat mati dibunuh oleh Bibi Loinati, anak dari Nabu Loinati.
Menurut ceritanya, Raja Sonbai mati disebabkan masyarakat dari kampung Kuaputu yang diketuai oleh Nabu Loinati mencuri cendana di hutan terlarang Nipolon yang merupakan wilayah kekuasaannya. Dalam investigasi singkat, kepada media ia mengisahkan bahwa Raja Sonbai mati tertembak peluru senjata Bibi Loinati tepat di perutnya. Raja pun jatuh telungkup dari atas kuda, tewas terkapar di jalan yang kini sudah longsor. Tumpukan batu yang dibuat masyarakat sebagai moment peringatan pada raja kini sudah tiada, sudah dibawa bersama longsoran tanah. Berdasarkan kisah dari Baltasar, raja Sonbai mati pada siang hari. Raja sonbai saat itu dari kupang menuju Usapi. Sampai pertengahan jalan, ia berjumpa dengan sekelompok masyarakat yang hendak pulang ke kampung kuaputu. Ia bertanya pada Nabu Loinati, ew kamu dari mana? Kami dari Nipolon, jawab Nabu pada raja. Tanya raja sembari sergah: pasti kamu mencuri cendana di Nipolon.
Nabu pun langsung mengelak, tidak, tidak bapa raja. Padahal benar adanya Nabu Loinati dan anggotanya mencuri cendana. Saat itu, Raja dan Nabu bersikap tegang. Keributan pun terjadi. Raja langsung menodong senjatanya ke dada Nabu Loinati. Â Saat itu Nabu langsung bilang: aduh mati sudah saya. Anaknya, Bibi Loinati tak tanggung-tanggung lansung menembak raja Sonbai.
Anak buah raja langsung memberi kabar kepada masyarakat bahwa raja sudah mati ditembak oleh Bibi Loinati.
Menurut kisah Baltasar, saat raja mati kabar tersebar ke masyarakat dari Nipolon dan Kupang. Juga langsung diketahui Belanda. Atas kerja sama keluarga raja dan orang Belanda, masyarakat langsung menyerang dan membakar kampung Oelneke. Sejak terbakarnya kampung Oelneke, nama kampung pun berubah menjadi Kuaputu yang artinya kampung terbakar.
Lebih lanjut ia mengisahkan, mayat raja Sonbai langsung diusung warga ke Bakunase, Kota Raja. Dalam perkembangan ikon raja sonbai dibuat dalam bentuk patung raja berkuda yang terdapat dibilangan jalan samping Katedral Kristus Raja Kupang, tandasnya demikian. (Risdianto)