Kisah Pilu Penghuni KD Asal TTS

  • Whatsapp

Kupang,lensantt.com- Keputusan pemerintah Kota Kupang untuk menutup tempat Lokalisasi Karang Dempel (KD) berbuah protes. Bukan hanya, dari penghuni KD tapi Organisasi Perubahan Sosial Indonesia.

Kendatipun banyak protes, tak menggoyahkan walikota Kupang Jefry Riwu Kore yang tetap pada keputusannya untuk menutup tempat prostitusi tersebut.

Terlepas dari polemik yang terjadi terkait penutupan KD, ada kisah pilu  terkuak dari salah seorang penghuni KD. Gadis hitam dengan postur sangat ideal untuk seorang cewek ini ternyata adalah warga Timor Tengah Selatan (TTS).

Vita (Nama samaran) mengisahkan, ia harus rela tidur dengan puluhan bahkan ratusan laki-laki hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya, sekolah adik-adik dan keluarga dikampung.

“Banyak kebutuhan yang harus saya penuhi,” ungkap dia.

Menurut dia, Tak ada satupun wanita didunia ingin menjadi Wanita Pekerja Seks (WPS) tapi keputusan itu harus ia jalani untuk bertahan hidup. Bisa dibenarkan, Ketika mendengar alasan gadis asal TTS ini.

Sebenarnya Vita sudah lelah mejalani profesi ini namun, keterbatasan pendidikan, sedikitnya lapangan kerja membuat ia harus tetap melayani pria hidung belang yang doyan akan seks.

Kepada media ini Sabtu (10/12/2018) disela-sela aksi unjuk rasa, dia merincikan, dalam sehari ia bisa mendapatkan 1 Juta rupiah. Dari pendapatan itu, ia harus membayar kost 750 ribu, biaya makan minum dan kebutuhan lainnya.

Sambil duduk dipelataran Kantor DPRD Gadis asal TTS ini mengisahkan awal mula ia terjebak, dalam dunia kelam itu. Awalnya, sekitar 9 bulan  lalu ia terhimpit dengan keuangan tiba-tiba ia ditawari oleh seorang mucikari untuk mencari tenaga kerja dengan pendapatan 500 ribu per hari dengan nominal itu tanpa berpikir panjang dia (Vita) langsung menawarkan diri.

“Kaka Waktu itu ada yang suruh cari tenaga kerja dengan pendapatan 500 ribu dengar itu saya langsung tawar diri,” kata dia.

Karena telah bersepakat, keesokan harinya ia pun di bawa ke tempat lokalisasi. Ia Tak  membayangkan kalau, tempat kerja yang dimaksud adalah KD. “Saya tidak pikir kalau di KD” kata dia.

Apa daya, tetap harus menjalani sesuai kesepakatan walau nurani terus melawan apa yang ia lakukan.

Ia mengaku, kalau sampai saat ini tidak ada satu pun dari pihak keluarga yang tau apa pekerjaannya. “tidak ada yang tau kaka apa pekerjaan saya,” (iks).

Komentar Anda?

Related posts