Kisah Perjuangan Janda penyadang Disabilitas Untuk mempertahankan Hidup

  • Whatsapp

Kupang,lensantt.com – ini kisah haru seorang janda penyandang Disabilitas (Tunawicara) dengan kegigihan Ia terus berjuang mempertahankan hidupnya.

Semua pekerjaan ia lakoni mulai dari kerja serabutan sampai bercocok tanam ironisnya, janda paruh Baya ini tidak pernah mendapat sedikitpun uluran tangan  dari pihak pemerintah.

Rupanya perhatian pemerintah terhadap penyandang disabilitas di Nusa Tenggara Timur(NTT)khususnya Kota Kupang samih memandang sebela mata,pasalnya banyak kaum disabilitas yang memanfaatkan kekurangan mereka untuk memperjuangkan kehidupan ekonomi rumah tangga mereka.

Dia adalah Konstania Nifa (48) adalah warga RT.04 RW.02 Kelurahan Naimata Kota Kupang Nusa Tenggara Timur(NTT) merupakan penyandang disabilitas tunawicara dan tunarungu,perempuan yang ramah dan murah senyum ini cukup pandai membaca peluang,saat musim panas dia bekerja sebagi penenun ikat,sementara dimusim hujan menguras tenaganya untuk bekerja sawah dan kebun demi menghidupkan keluarga.

Saat dijumpai media ini rumahnya,Kupang 03 Maret 2015. dikediamannya di Sungkaen, Kelurahan Naimata,Kota Kupang. Konstania sementara melakukan aktifitasnya sebagai petani yakni membersihkan halaman sekitar rumah dari kerumunan gulma.

Yonas Nifu,adik kandung Konstania yang juga merupakan ketua RW. 02 Kelurahan Naimata menceritakan tentang kehidupan dari saudari sulungnya. kehidupan Konstani selama ini sangat memperihatinkan,selain dirinya sebagai penyandang disabilitas,dia juga

menjadi ayah dan ibu bagai kedua anaknya yang masih dibangku pendidikan.Menurut Yonas,kehidupan konstania sangat beda jauh dengan janda-janda non disabilitas yang ada dikelurahan Naimata,pasalnya mereka yang ada dilingkungannya walau beberapa bulan ditinggal suami,cepat atau lambat pasti mendapat perhatian berupa bantuan dari pemerintah,sementara Konstania yang memiliki kekurangan,salain disabilitas juga hidup tanpa suami,namun tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.

“saya cukup kecewa dan perihatin dengan kehidupan kaka saya saat ini,apalagi kondisinya sakit,”ungkap Yonas.

Lebih lanjut Yonas menceritakan,bahwa sebelum dan sesudah dibentuknya pemerintah Kota Kupang.Konstania belum pernah mandapatkan bantuan apaun dari pemerintah,sementara yang lainnya setiap tahun ada bantuan dari pemerintah,baik kesehatan maupun kesejahteraan ekonomi mereka.

disinggung soal kedua anak dari Konstania,Yonas mengatakan,kedua anak dari Konstania saat ini masih berada dibangu pendidikan,satunya kelas dua Sekolah Dasar(SD) dan yang satunyan lagi kelas tiga Sekolah Menengah Atas(SMA)dikabupaten Kupang,anehnya kedua anak tersebut juga tidak pernah mendapat bantuan biaya pendidikan dari pemerintah semacam bea siswa.”anak-anaknya belum pernah

Dapat bea siswa apapun dari pemerintah,”tutur Yonas.Janda disabilitas ini cukup pandai membaca peluang,pasalnya saat musim kemarau dirinya hanya sibuk untuk tenun kain,hasil tenunnya dijual,sementara pada musim hujan kerja kebun dan sawah, lalu padi dan jagung hasil kerjanya dijual untuk membiayai diri dan kedua anaknya yang sekolah.

Yonas mengaku kalau dirinya sudah menyapaikan kepada LurahNaimata,namun lurah naimata juga heran kalau selama ini peristiwa yang dialami oleh Konstania,disilain proram pemerintah sesuai undang undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang disabilitas bertujuan untuk menciptakan agar,upaya peningkatan kesejahteraan social penyandang disabilitas berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,dan setiap penyandang disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

Dirinya berharap agar hal ini bisa diprehatikan oleh pemerintah khususnya pemkot Kupang yang memiliki warga dimaksud,dengan demikian,lanjutnya, tidak ada kecemburuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat (***)

Komentar Anda?

Related posts