Dorong Literasi Dan Inklusi Keuangan, Bank HSBC Gandeng PSF Gelar Seminar

  • Whatsapp

Waingapu, lensantt.comSebagai bagian dari komitmen untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia bagian Timur, PT Bank HSBC Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) menyelenggarakan edukasi keuangan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), mahasiswa, dan dosen di Sumba Timur. Seminar dan lokakarya bertajuk “Memperkuat Sinergi Tripartit Pendidikan Tinggi untuk Pembangunan” ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 5-7 November 2018 di Universitas Kristen Wira Wacana.

Di era global yang berkembang dengan sangat cepat, dunia bisnis bergerak dinamis. Masyarakat lokal, khususnya generasi milenial, harus dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas tantangan dan peluang era digital. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi, pelaku industri, pemerintah, serta masyarakat untuk mendorong pembangunan di tingkat regional maupun nasional. Kabupaten Sumba Timur sendiri memiliki potensi di sektor industri kerajinan, pertanian, serta peternakan yang dapat didorong untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat Sumba Timur dan sekitarnya.

Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia menjelaskan, “Edukasi keuangan, utamanya untuk mendorong pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan dan perbankan merupakan kunci untuk menjawab tantangan ekonomi di era digital serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karenanya, sejak tahun 2015 HSBC Indonesia bekerjasama dengan PSF dan Sampoerna University secara aktif menginisiasi sejumlah program edukasi keuangan dan perbankan di berbagai daerah di Indonesia.”

Nuni juga menambahkan bahwa hal ini merupakan cerminan komitmen HSBC untuk senantiasa mendorong bisnis yang berkesinambungan dengan membangun masyarakat dari segi sosial, lingkungan, dan ekonomi di manapun HSBC berada. “Peningkatan kualitas pendidikan secara umum memang menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Faktor sarana pendukung pembelajaran dan kompetensi pengajar memang diakui membutuhkan penanganan yang serius. Dengan rangkaian program edukasi keuangan yang menyasar berbagai kelompok masyarakat secara komprehensif, kami berharap dapat berkontribusi dalam mendorong geliat perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba Timur,” tambah Nuni.

Rangkaian semiloka ini sendiri akan terbagi menjadi tiga agenda utama. Pertama, kuliah umum bagi mahasiswa dan pengusaha UMKM untuk meraih sukses di era digital. Kedua, lokakarya penulisan artikel ilmiah bagi para dosen untuk mendorong publikasi artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi.

Wahyoe Soedarmono selaku Project Manager Program Kerjasama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University menjelaskan, “Untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang peka dan responsif terhadap perkembangan ekonomi di era ekonomi global, mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Di sisi lain, dosen sebagai panutan dalam dunia pendidikan juga dituntut untuk mengembangakan referensi dan penelitian agar senantiasa memberikan studi-studi yang relevan terhadap perkembangan masyarakat sekitar, yang diharapkan dapat memberikan solusi-solusi bagi kemajuan perekonomian di Sumba Timur dan memacu sektor lainnya untuk berkembang lebih baik lagi.”

Melalui kegiatan seminar dan lokakarya terpadu ini, seluruh sivitas akademika diharapkan mampu meningkatkan kapasitas, wawasan, dan keterampilannya untuk menciptakan invensi dan inovasi baru guna mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal yang juga berkontribusi langsung pada perekonomian nasional. “Hal ini bermakna bahwa hasil-hasil riset dan pengembangannya harus memiliki relevansi dan memberikan solusi terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat guna mendukung pembangunan. Inisiatif ini juga sejalan dengan Rencana Strategis Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti tahun 2015-2019 “Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Riset dan Pengembangan Iptek,” tutup Wahyoe.(ikz)

Komentar Anda?

Related posts