Banyaknya Jalur Alternatif‪ Persulit Pengawasan Penyelundupan BBM di Wilayah Perbatasan

  • Whatsapp

Kota Kupang, lensantt – Banyaknya jalur alternatif di wilayah perbatasan yang menghubungkan antara RI dan Timor Leste sangat mempersulit pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian dan unsur TNI Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) terhadap praktek penyelundupan Bahan Bakar Minyak.

Kepala Kebangpolinmas Kabupaten Belu, Aloysius Waleserens Senin (26/5), mengatakan pihak kepolisian sudah sering melakukan operasi dan pengawasan bersama dengan TNI Satgas Pamtas RI, namun akibat banyak jalur tikus (jalan alternatif) yang sangat sulit dimonitor setiap saat mengakibatkan semakin menjamurnya Ojek pembawa BBM secara ilegal melalui jalur darat dan laut.

Menurutnya, masyarakat yang tinggal di daerah Pos Perlintasan Mota’ain di Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu seringkali kedapatan menjual BBM secara ilegal dengan menggunakan jerigen yang bisa dilakukan dari siang hingga malam hari.

Dijelaskan, masalah lain yang menyebabkan menjamurnya penyelundupan BBM adalah rendahnya SDM dalam pengelolaan lahan untuk bercocok tanam serta peternakan sehingga cepat ditinggalkan oleh sebagian masyarakat sekitar perbatasan sebagai kebutuhan hidupnya, dan akibatnya masyarakat berpaling dengan menjual BBM secara ilegal.

“Kalau mereka jual ke Timor Leste mereka mendapat keuntungan yang berlipat ganda, mereka kan beli dari sini Rp6500 tetapi di Timor Leste mereka jual dengan harga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per liter, karena itu dampaknya sering terjadi kelangkaan BBM di Atambua,” kata Aloysius.

Dia berharap agar pemerintah dan pihak pertamina mencegah adanya penjualan BBM ke Timor Leste dengan membangun SPBU di Pos Perbatasan dan membuat kebijakan antara kedua negara untuk menentukan harga BBM tersebut. (Ikzan)

Komentar Anda?

Related posts