Banyak Negara Besar Suka TKI NTT, Laiskodat : Kami Dapat Peti Mayat Terbanyak

  • Whatsapp
Kupang, lensantt.com – ternyata banyak negara besar seperti Cina, Korea Dan Jepang menyukai para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal provinsi NTT. Pasalnya, TKI/TKW tersebut di nilai ulet dalam bekerja.
Hal tersebut terkuak saat  Kunjungan wakil Ketua DPR.RI Fahri Hamzah ke Provinsi NTT. ” Banyak negara besar yang suka dengan TKI asal NTT karena rajin,” kata Fahri Hamzah saat menyampaikan sambutan di kantor Gubernur NTT Kamis (24/01/2019).
Melihat hal itu Fahri Hamzah mengharapkan agar, Tenaga kerja asal NTT perlu dipersiapkan secara matang melalui pelatihan-pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).
” Perlu tenaga kerja yang terampil beri pelatihan di BLK yang ada,” kata dia.
Terkait kunjungan ke NTT Hamzah mengatakan, kalau Tim perlidungan pekerja migran Indonesia ingin memastikan para pekerja agar aman saat pergi maupun kembali ke daerah sesuai dengan amanat UU Nomor 08 Tahun 2017 perlindungan pekerja imigran Indonesia.
NTT menjadi sasaran kunjunngan karena menjadi salah satu pengirim TKI terbanyak di indonesia.
“Kami  datang ke NTT karena menjadi salah satu pengirim TKI terbanyak,” jelasnya.
Mendapat Peti Mayat Terbanyak
Menanggapi hal tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan, kendati pun pekerja NTT banyak mendapat apresiasi namun NTT juga sering mendapat kiriman mayat TKI.
“Benar tapi Kami juga mendapat pengiriman mayat sehingga kami juga masuk  peti mayat tebanyak,” akunya.
Ia menegaskan, kejadian itu merupakan kesalahan pimpinan daerah sehingga ia juga berjanji untuk memperbaiki secara perlahan masalah yang terjadi.
“Itu kesalahan pemimpin kami akan membenahi perlahan,” kata dia.
Salah satunya adalah, menyiapkan pekerja secara matang melalui pelatihan-pelatihan di BLK.
“Kami akan beri pelatihan melalui BLK supaya matang saat bekerja diluar,” tegasnya.
Adapun rancangan pemerintah untuk menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten yakni, menyiapkan pmbangunan BLK dengan anggaran 50 Miliar rupiah.
Mengusilkan peralatan pelatihan, tempat uji kompetensi dan laboratorium bahasa ingris untuk UPT BLK.
Selain itu, dukungan adanya sistem aplikasi bagi LTSA. Saat ini masih menggunakan aplikasasi SISKOTLIN dari BNP2TKI.

Waka Polda NTT

Ditempat yang sama wakapolda NTT Brigjen. Pol. Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum mengatakan, dari data yang ada tahun 2016 polda NTt menangani 60 kasus TKI  49 menjadi korban.

Read More

Tahun 2017 sebanyak  25 kasus polda NTT menetapkan  31 orang menjadi tersangka dan korban sebanyak 52 orang.Sedangakan pada tahun 2018, terjadi peningkatan menjadi 31 kasus 40 tersangka  dan korban 51 orang. (Ikz)

Komentar Anda?

Related posts